Saturday, 22 June 2013

Demo Mahasiswa Universitas Mulawaran Berakhir Bentrok

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA---Unjuk rasa mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kampus Universitas Mulawaran Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu dini hari, berakhir bentrok.
Demo Mahasiswa Universitas Mulawaran Berakhir Bentrok
Demo Mahasiswa Universitas Mulawaran

Bentrokan berawal saat puluhan mahasiswa yang sebelumnya menggelar mimbar bebas di pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman bergerak menuju Simpang Empat Mal Lembuswana. Di sepanjang jalan, mahasiswa kembali memecahkan trotoar pembatas jalan serta merusak sejumlah pohon di Jalan M Yamin.

Namun, hanya beberapa meter meninggalkan area kampus, mahasiswa langsung dihadang puluhan warga yang membaur dengan personel kepolisian berpakaian preman. Tanpa ada yang memberi komando, sekelompok orang tersebut langsung menyerang mahasiswa sehingga bentrokan tidak dapat dihindarkan.

Satu mahasiswa yang berhasil ditangkap sempat menjadi bulan-bulanan amukan massa, sebelum kemudian diamankan polisi. Mahasiswa yang kalah jumlah sempat terdesak dan berhasil dipukul mundur hingga di depan pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman.

Namun, bentrokan tidak berlangsung lama setelah kedua belah pihak melakukan dialog sementara ratusan personel kepolisian baik dari Dalmas Satuan Samapta Polresta Samarinda maupun Brimob Polda Katim bersiaga di depan pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman. Bentrokan akhirnya reda pada Sabtu dinihari sekitar pukul 02.15 Wita saat polisi menarik diri dan meninggalkan area kampus.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/22/morkob-demo-mahasiswa-berakhir-bentrok.

Tuesday, 18 June 2013

Mahasiswa USU Anarkis, Warga Sekitar Kecewa

BISNIS.COM, MEDAN--Ratusan mahasiswa Universitas Sumatra Utara (USU) Medan melakukan unjuk rasa menolak rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan melakukan perusakan fasilitas umum seperti rambu-rambu lalu lintas lampu merah. 

Mahasiswa USU Anarkis, Warga Sekitar Kecewa
Mahasiswa USU Anarkis, Warga Sekitar Kecewa
Ketika lampu merah tersebut berhasil dirobohkan, mahasiswa yang lain meyoraki dan memberikan semangat. Mereka memblokir jalan di pertigaan lampu merah simpang kampus USU Jalan Jamin Ginting dan Jalan Doktor Mansyur.

Pantauan Bisnis di lapangan, Hingga Selasa dinihari (18/6/2013) pukul 00.00 WIB aksi unjuk rasa tersebut masih berlangsung. Tidak hanya merusak lampu merah, mahasiswa USU juga merusak papan nama jalan dan membakar ban bekas di tengah-tengah jalan simpang USU.

Seorang ibu bernama Yanti yang menyaksikan hal tersebut mengaku kecewa. Dia mengatakan agar mahasiswa tidak melakukan tindak anarkis dengan melakukan pengrusakan fasilitas umum.
"Seharusnya mahasiswa kan berbeda dengan masyarakat umum, mereka lebih terdidik. Tidak seharusnya mereka merusak fasilitas lampu merah," ujarnya, Senin malam (17/6/2013).
Aksi unjuk rasa dilakukan sejak pukul 21.00 WIB. Mahasiswa tampak membawa kayu dan batu. Tidak tampak penjagaan aparat dari kepolisian di lokasi unjuk rasa.

Para pengunjuk rasa tidak berniat untuk menghentikan aksinya sebelum tuntutan mereka agar rencana penaikkan BBM dibatalkan, dapat dipenuhi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Sumber: http://news.bisnis.com/read/20130618/15/145572/demo-bbm-mahasiswa-usu-anarkis-warga-sekitar-kecewa.

Mahasiswa Demo Anarkis, Universitas Nommensen Diliburkan Sepekan

Medan - Rektorat Universitas HKBP Nommensen (UHN) meliburkan perkuliahan di universitas tersebut karena khawatir berlanjutnya demo anarkis para mahasiswa. Proses perkuliahan akan dilanjutkan pekan depan.

Universitas HKBP Nommensen (UHN)
Universitas HKBP Nommensen (UHN)
Rektor UHN Jongkers Tampubolon menyatakan kampus diliburkan karena mempertimbangkan situasi terkait rencana kenaikan harga BBM. Jika dipandang kondusif, Senin pekan depan akan dimulai perkuliahan.
"Jika tidak, masa libur bisa diperpanjang. Ini upaya kita mencegah mahasiswa kita terlibat demo yang anarkis. Karena mahasiswa kita sering diperalat untuk melakukan kegiatan yang tidak diketahuinya," kata Jongkers kepada wartawan di Polresta Medan, Jalan HM Said, Selasa (18/6/2013) sore.
Disebutkan Jongkers, tindakan untuk meliburkan kampus diambil sejak Senin (17/6/2013) pagi. Sekitar pukul 10.00 WIB, ketika mahasiswa sudah mulai membakar ban di sekitar kampus memprotes rencana kenaikan harga BBM. Para dekan dipanggil, diberikan penjelasan, lalu para dosen diinformasikan untuk mengumumkan libur kepada para mahasiswa yang berada di kelas.
"Mahasiswa diminta meninggalkan kampus, dan pukul dua sore kemarin, kampus sudah steril. Tidak ada mahasiswa, dan gerbang ditutup tidak boleh orang luar masuk," katanya.
Berdasarkan pengalaman, kata Jongkers, selama ini para mahasiswa sering berlindung dalam kampus setiap kali dikejar polisi setelah bertindak anarkis. Jika kampus diliburkan, maka potensi anarkis yang dilakukan mahasiswa UHN akan semakin minim karena massa berkurang.

Ternyata pada Senin (17/6) malam, mahasiswa UHN dan beberapa mahasiswa perguruan tinggi lain tetap berdemo di depan kampus. Mereka merusak kampus UHN, merobohkan dua gerbang kampus, memecahkan kaca dan merusak sepeda motor di dalam kampus. UHN pun menderita kerugian sekitar Rp 150 juta akibat tindakan anarkis mahasiswanya sendiri.
"Tadi malam kami meminta perlindungan kepada polisi, dan melaporkan tindakan perusakan yang dilakukan para mahasiswa itu," tukas Jongkers yang sempat disangka turut diamankan karena dikawal polisi saat keluar komplek kampus UHN pada Selasa dinihari.
Aksi kemarin malam itu, tukas Jongkers, bisa jadi baru pemanasan. Padahal belum ada kepastian berapa kenaikan harga BBM. Jika sudah diumumkan pemerintah harga naik, maka bisa jadi akan ada aksi demo lanjutan dan kemungkinan kampus UHN akan diliburkan lagi.


Sumber: http://news.detik.com/read/2013/06/18/172929/2277143/10/mahasiswa-demo-anarkis-universitas-nommensen-diliburkan-sepekan.

Monday, 17 June 2013

Demo Tolak Kenaikan BBM, 14 Mahasiswa Jadi Tersangka

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN --  Kepolisian Resor Kota Medan menetapkan status tersangka terhadap 14 mahasiswa yang diduga terlibat dalam aksi anarkis ketika berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Medan, Senin (17/6) malam.

Demo Tolak Kenaikan BBM, 14 Mahasiswa Jadi Tersangka
Kapolresta Medan AKBP Nico Arfinta di Medan, Selasa, mengatakan, ke-14 mahaiswa itu adalah Delfin Setiawan Gea, Yosua Nababan, Dedi Fresley Manik, Budiman Sihombing, Fernando Malau, Mustaf Butar-Butar, Hendra Niyon Simarmata, Raymond Pasaribu, Fenando Sinaga, Masri Sihotang, Rudi. Purwono, Ardiansyah Siregar, Bujur Wardiman, dan Nurhadi Syahputra.

Mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka aksi anarkis tersebut berasadal dari sejumlah perguruan tingg dan yang paling berasal dari Universitas HKBP Nomensen.

Mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut akan dikenakan dugaan pelanggaran Pasal 211, Pasal 170, dan Pasal 406 karena diduga melakukan pengerusakan dan penjarahan.

Awalnya, pihak kepolisian mengamankan 85 mahasiswa karena terlibat aksi anarkis dengan merusak salah hotel berbintang dan pusat jajanan yang berada di sekitar kampus Universitas HKBP Nomensen.

Berdasarkan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap mahasiswa yang diamakan dan sejumlah saksi, ditemukan dugaan keterlibatan 14 mahasiswa tersebut sehingga ditetapkan sebagai tersangka.

Dalam kerusuhan tersebut, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan untuk melakukan aksi anarkis itu seperti kayu, besi, batu, dan ketapel.

Pihak kepolisian menduga aksi anarkis yang diawal dengan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM tersebut telah direncanakan, terutama dalam merusak hotel berbintang dan pusat jajanan yang ada di sekitar kampus.

Pihak kepolisian masih mengejar dua orang yang diduga sebagai perencana aksi anarkis tersebut yang identitasnya telah diketahui berdasarkan pemeriksaan dan penyelidikan yang dilakukan.
"Ada dua orang yang masih kita kejar. Kita belum bisa menyebutkan nama dan identitasnya, nanti melarikan diri," katanya.
Ia mengatakan, pihak kepolisian tidak melarang mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya untuk berunjuk rasa guna menyampaikan aspirasi, namun aksinya diharapkan tidak melanggar hukum atau menimbulkan kerusakan.
"Saya tidak melarang mahasiswa dan warga lainnya untuk berunjuk rasa. Namun caranya harus taat terhadap hukum yang berlaku dan jangan sampai mengganggu hak orang lain," katanya.


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mol6h4-demo-tolak-kenaikan-bbm-14-mahasiswa-jadi-tersangka.