Tuesday, 10 December 2013

Kesaksian Mahasiswa ITN atas Kekerasan Panitia Ospek

MALANG, KOMPAS.com — Setelah ramai diberitakan banyak media dan beredarnya foto-foto proses pelaksanaan Orientasi Kemah Bakti Desa di kawasan Goa Cina, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur, yang digelar Jurusan Planologi, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, pihak saksi yang juga teman korban Fikri Dolasmantya Surya akhirnya membuka mulut ke media.

Kesaksian Mahasiswa ITN atas Kekerasan Panitia Ospek
Kesaksian Mahasiswa ITN atas Kekerasan Panitia Ospek
Namun, demi keamanan dan keselamatan, seorang saksi yang juga mengikuti Ospek ITN bersama Fikri itu meminta untuk tidak diambil gambar dan ditulis nama lengkap di media. Mahasiswa berinisial J itu, Selasa (10/12/2013), menceritakan, hingga kini ia dan teman-teman seangkatannya masih ingat perlakuan kasar oleh para seniornya yang menjadi panitia.

"Peserta diinjak-injak saat disuruh push-up. Lalu dipukul pakai sandal dan benda lainnya yang dipegang panitia. Ada teman lainnya yang disuruh berhubungan layaknya suami sitri," katanya. 

Namun, kata J, permintaan hubungan suami istri itu bukan dilakukan antara laki dan perempuan. "Tetapi, antara sesama laki-laki. Bukan perempuan dan laki-laki," akunya.

Aksi brutal lainnya yang dilakukan panitia Ospek ITN, lanjut J, adalah adanya beberapa mahasiswi yang disiram air bawang hingga mata mereka melepuh. "Juga disuruh minum air laut sebanyak-banyaknya hingga kembung. Kita juga disuruh tangan menyentuh tanah hingga berwarna hitam. Jika sudah hitam, baru boleh makan nasi yang disiapkan," kisah J.

Jika tangan semua peserta Ospek belum terlihat hitam, kata J, peserta disuruh merebah ke tanah. Lalu tangan mereka diinjak-diinjak oleh panitia hingga hitam. "(Setelah itu) baru boleh makan nasi," katanya.

Perlakuan tidak wajar lainnya, kata J, setelah selesai makan nasi, peserta disuruh minum air mineral 1 hingga 2 botol saja untuk satu angkatan. "Demikian itu yang saya alami dan juga dialami oleh almarhum Fikri," katanya.

Soal kematian Fikri itu, J dan ratusan mahasiswa baru lainnya baru tahu setelah berada di kampus ITN. "Saat di lapangan, teman-teman memang tidak mengetahui secara pasti kejadian meninggalnya Fikri. Karena saya dan teman-teman berbeda di kelompok," katanya.

Namun demikian, kata J, saat kejadian, peserta Ospek lainnya hanya mendengar suara teriakan Fikri ketika mengalami kesakitan akibat dipukuli panitia. "Teman-teman hanya bisa mendengar teriakan kesakitannya Fikri. Karena posisi teman-teman saat itu membelakangi Fikri," katanya.

J menduga Fikri disiksa saat dirinya mengatakan siap melindungi peserta lainnya yang mendapatkan kekerasan dari panitia. "Fikri bilang siap melindungi teman-teman semua dari perlakuan para fendem (panitia/keamanan Ospek). Mungkin akibat pernyataan itu Fikri mengalami kekerasan yang berlebihan dari para fendem itu," kata J.

Menurutnya, kegiatan Ospek itu sudah mendapatkan izin dari pihak kampus ITN. Namun, pihak kampus tidak mengetahui Ospek itu jadi ajang kekerasan para senior.

"Para dosen memang memantau ke lokasi. Tapi hanya datang saat siang hari hingga sore hari. Malam harinya sudah tidak ada para dosen yang mengawasinya. Para mahasiswa baru tidak berani melaporkan kekerasan itu pada para dosen," katanya.


Sumber: http://regional.kompas.com/read/2013/12/10/1808196/kesaksian.mahasiswa.itn.atas.kekerasan.panitia.ospek.

Monday, 9 December 2013

Wakil Rektor ITN Malang Akui Ada Kekerasan Seksual saat Ospek

TRIBUNNEWS.COM – Pihak Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengakui bahwa dalam ospek yang diikuti mahasiswa baru (maba) telah terjadi kekerasan seksual. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang beredar di media sosial dan pengakuan para saksi.
"Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu," kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).
Wakil Rektor ITN Malang Akui Ada Kekerasan Seksual saat Ospek
Wakil Rektor ITN Malang
Akui Ada Kekerasan Seksual
saat Ospek
Namun Wayan mengaku, pihaknya hingga kini masih belum melihat secara jelas semua foto yang beredar di media sosial. "Tapi, kita sudah menjatuhkan sanksi kepada puluhan mahasiswa yang jadi panitia ospek," katanya.
Sanksinya bermacam-macam, kata Wayan. Ada yang dikeluarkan, ada yang dihapus mata kuliah, atau harus mengulangi mata kuliah lagi. "Pihak jurusan yang lebih banyak tahu. Sekarang kami baru tahu lebih detail jenis kegiatannya," kilahnya.
Kegiatan seperti itu, katanya, ditangani langsung oleh pihak jurusan Planologi. Pihak jurusan yang bertanggung jawab. "Yang jelas, jika ada pemberian minum satu botol untuk 114 orang itu sangat tidak wajar," tegasnya.
Sebenarnya, ospek tersebut digelar setelah pasca-kehidupan kampus. "Tujuan utamanya ialah agar mahasiswa paham betul jurusan yang ditempuhnya. Tidak ada perpeloncoan dalam ospek. Kita tegas melarangnya," kata Wayan.
Pihak jurusan, ujar Wayan, sudah memberi izin soal lokasi ospek, yakni di Goa China, Sumbermajing Wetan, Kabupaten Malang, sementara rektorat yang mengikuti jurusan. "Tanda tangan izin lokasi ditandatangani oleh pihak jurusan dan dekan," ungkap Wayan.


Sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2013/12/09/wakil-rektor-itn-malang-akui-ada-kekerasan-seksual-saat-ospek

Monday, 21 October 2013

Ratusan Mahasiswa Palu Terlibat Tawuran

REPUBLIKA.CO.ID,PALU==Ratusan mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) di Palu, Senin, terlibat tawuran dan melibatkan mahasiswa dari sejumlah fakultas.

Ratusan Mahasiswa Palu Terlibat Tawuran
Ratusan Mahasiswa Palu Terlibat Tawuran
Kadir, salah satu mahasiswa Universitas Tadulako Palu mengatakan tawuran tersebut merupakan lanjutan aksi serupa pada beberapa hari sebelumnya yang melibatkan mahasiswa dari fakultas hukum dan fakultas teknik.

Dia juga tidak bisa memastikan penyebab tawuran tersebut. Namun pada tawuran kali ini mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) turut terlibat dengan membantu salah satu fakultas.

Para mahasiswa yang terlibat tawuran itu mempersenjatai diri dengan batu dan balok kayu. Bahkan terlihat ada beberapa orang membawa senjata tajam.Mereka saling lempar batu dan dilaporkan ada sejumlah mahasiswa terluka karena terkena lemparan batu.

Puluhan petugas keamanan universitas negeri terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah itu juga berusaha melerai peserta tawuran. Tawuran itu sendiri mengganggu aktivitas kampus karena banyak mahasiswa yang menonton dengan meninggalkan ruang kuliah.

Sementara itu beberapa mahasiwa juga menghindari lokasi tawuran yang berlangsung di halaman sekitar kampus. "Lebih baik saya menghindar daripada terkena lemparan batu," kata Kadir.

Beberapa jam sebelumnya petugas keamanan kampus melakukan razia kepada sejumlah mahasiswa guna mengantisipasi adanya senjata tajam yang dibawa di lingkungan universitas.

Hingga saat ini sejumlah petugas keamanan masih bersiaga di sekitar lokasi tawuran untuk menghindari kejadian susulan.

Wednesday, 4 September 2013

Maba Universitas Muslim Indonesia (UMI) Meninggal Saat Ospek

MAKASSAR, FAJAR -- Program Orientasi Studi Pengenalan Kampus (Ospek) di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) menelan korban. Rabu, 4 September kemarin, salah seorang mahasiswa baru peserta ospek, Fajar Efendi (18) meninggal setelah terjatuh saat apel pagi.

Semula Fajar bergabung dengan rekan-rekannya saat apel pagi di halaman kampus UMI. Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik itu mengikuti rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru kemarin seperti maba lainnya meskipun agak telat.
"Saya lihat Fajar lari terburu-buru waktu kita semua sudah dalam barisan untuk apel pagi. Setelah sampai, Fajar berdiri terpisah dengan kami, namun tidak lama kemudian ia mengalami kejang-kejang dan terjatuh dengan kepala membentur lantai," jelas Indah, teman satu fakultas almarhum.
Karena terjatuh, almarhum menderita empat luka di bagian wajah dan satu luka di bagian pelipis sebelah kanan. Tulang pipi sebelah kanan serta ujung bibir sebelah kanan dan pada bibir bagian depan serta bagian pipi sebelah kanan juga mengalami memar. Luka tersebut diduga karena benturan yang dialami almarhum saat terjatuh.

Begitu terjatuh, almarhum langsung dievakuasi menuju Rumah Sakit Ibnu Sina. Namun nyawa almarhum sudah tidak tertolong lagi. Almarhum kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum.

Berdasarkan hasil visum tim forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara almarhum dinyatakan meninggal karena menderita pembengkakan pada jantung. Kendati tim forensik sudah memberi keterangan terkait hasil visum, sebagian besar keluarga dari almarhum masih mempertanyakan hasil dari visum. Pasalnya, keluarga almarhum menduga jika terjadi tindak kekerasan pada almarhum melihat luka yang dideritanya.
"Meskipun orang tua almarhum sudah mengikhlaskan peristiwa ini dan sudah meminta agar tidak dilakukan otopsi, namun kami masih menyimpan kecurigaan jika Fajar mengalami tindak kekerasan di kampus," ujar Cahaya, sepupu almarhum.
Cahaya menambahkan, ada sedikit kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga. Menurutnya, ada dua versi kronologi dari meninggalnya almarhum Fajar. "Versi pertama mengatakan saat salah satu senior dari almarhum menghubungi pihak keluarga dan mengatakan Fajar meninggal dalam ruangan yang sebelumnya duduk di kursi dan jatuh tersungkur. Sementara versi kedua mengatakan jika Fajar meninggal saat melakukan baris berbaris di halaman. Ini kan janggal apalagi jika dilihat dari luka yang terdapat pada wajah almarhum," ungkap Cahaya.

Menanggapai hal tersebut, Wakir Rektor III UMI, Prof  Achmad Ghani menjelaskan dalam peristiwa tersebut tidak ada sedikit pun unsur kekerasan. "Kami sudah memeriksa semua saksi yang ada dan tidak ada unsur kekerasan. Polisi juga telah memintai keterangan sejumlah saksi namun tidak menemukan ada unsur kekerasan pada almarhum," jelas Gani.

Asisten Wakil Rektor (WR III) UMI, Zakir Sabara H Wata,  menambahkan berdasarkan penjelasan dokter forensik RS Bayangkara, almarhum meninggal karena pembengkakan jantung. "Setelah dilakukan Rontgen (sinar x), ada pembengkakan jantung 65,3 persen," kata Zakir menjelaskan hasil pemeriksaan forensik.

Luka pada pelipis dan mulut almarhum, kata Zakir merupakan luka karena jatuh saat terjadi serangan jantung. Selain itu, kata dia, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. "Pemaparan dokter forensik tersebut disaksikan oleh enam orang pihak keluarga almarhum yang berdomisili di Makassar," ungkap Zakir.

Wakil Dekan III FT UMI, Mukti Maruddin MT menjelaskan Kronologis kejadian. Dia mengatakan, saat itu almarhum tiba di kampus sekitar pukul 07.15 wita. Bersama teman-teman kuliahnya dia bersiap masuk kelas. Sambil berjalan berbarengan di depan kantor fakultas teknik, almarhum terjatuh dan tersungkur.
"Setelah jatuh tersungkur, almarhum kejang-kejang. Dosen, mahasiswa dan karyawan yang melihat kejadian tersebut langsung melakukan pertolongan dengan membawa mahasiswa tersebut ke RS Ibnu Sina. Jaraknya hanya 100 meter dari gedung Fakultas Teknik namun jiwanya tidak tertolong," jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsekta) Panakkukang, Kompol Diari Astetika mengatakan peristiwa tersebut tidak dilanjutkan ke tingkat penyidikan.     "Peristiwa ini tidak dilanjutka ke tahap selanjutnya karena tidak ditemukan unsur kekerasan. Selain itu, pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi pada jenazah almarhum. Untuk menilai ada tidaknya unsur kekerasan dalam peristiwa ini kan harus berdasarkan hasil otopsi. Kami menghargai keputusan dari orang tua almarhum," jelas Diari.

Almarhum Fajar diketahui merupakan mahasiswa asal Tual, Maluku Tenggara dan baru sekira dua bulan berdomisili di Makassar. Almarhum menghuni sebuah indekost di Jalan Pampang IV. Selama mengikuti orientasi kampus, almarhum meminta salah satu tantenya yang juga kuliah di UMI untuk tinggal bersamanya.

Riska, tante dari almarhum Fajar berujar, orang tua almarhum, Erhamni Banjar dan Misnawati telah mengikhlaskan kepergian anak sulungnya tersebut. "Mereka sudah mendapat kabar dan mengaku telah ikhlas menerima semuanya," jelas Riska.

Almarhum merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Erhamni Banjar dan Misnawati. Pimpinan UMI mengaku akan menanggung semua beban dan biaya untuk pengiriman jenazah almarhum ke daerah asalnya, Tual, Maluku Tenggara.  (m06-sam/pap)


Sumber: http://www.fajar.co.id/metromakassar/2920036_5662.html.

Wednesday, 7 August 2013

Mahasiswa UKI Tawuran dengan Satpam RSCM

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, tawuran antara Satpam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat dengan oknum diduga mahasiswa, Rabu (6/8) dipicu masalah sepele.

Rikwanto mengatakan, sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (7/8), ada seorang lelaki dari keluarga pasien yang hendak menyeberang jalan di Zebra Cross dari arah pintu gerbang IGD RSCM menuju arah sekolahan BPK Penabur. ''Tapi orang tersebut terserempet motor,'' kata dia, Rabu (7/8).

Pengendara motor yang seorang lelaki bernama Nomensen (24 tahun), Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Fakultas Hukum terlibat adu mulut dengan korban yang terserempet.
Rikwanto nelanjutkan, Nomensen (Si Penyerempet) kembali lagi sejam berikutnya dengan membawa lima temannya. ''Mereka bawa dua samurai, kampak, golok dan besi panjang,'' kata Rikwanto, (7/8).

Rikwanto mengatakan, mereka masuk melalui pintu utama IGD, untuk mencari orang yang terserempet tersebut yang diduga petugas parkir RSCM. Tapi aksi mereka dihalangi sekuriti rumah sakit.

Kemudian, merasa dihalangi, pelaku mengancam sambil mengacungkan senjata tajam kepada satpam. Dilanjutkan, salah satu pelaku memukul komandan sekuriti yanhg bertugas. ''Di sana keributan terjadi,'' kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, kelimanya sudah ditahan di Mapolres Metro Jaya. Dari kejadian ini pelaku menyita sejumlah senjata tajam dari pelaku yaitu, kampak, celurit, pipa besi, gir motor, stik golf, botol miras dan pisau dapur.

Tidak ada korban dengan luka serius dalam insiden ini. Sementara, kelimanya akan menjalani pemeriksaan urin. ''Kita juga akan periksa urin mereka,'' katanya.


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/08/08/mr668y-kronologi-tawuran-mahasiswa-uki-dengan-satpam-rscm.

Tuesday, 23 July 2013

Mahasiswa Papua Sekarat Usai Pra Ospek

KENDARI, SULTRA ONLINE; Kekerasan terhadap Mahasiswa Baru (Maba) di Universitas Haluoleo (Unhalu) yang dilakukan para senior, mengakibatkan salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik asal Papua harus dilarikan ke rumah sakit.
Hellen (19), salah seorang Maba putri asal Papua terpaksa harus menjalani perawatan medis diRumah Sakit Bahteramas usai mengikuti kegiatan pra ospek di kampus Fakultas Tehnik Unhalu, Senin (22/7). Diduga kuat, Hellen mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan seniornya saat pra ospek.

Mirna, rekan korban mengungkapkan, Hellen sempat mengalami penyiksaan seniornya hingga mengalami luka-luka. Korban mendapatkan beberapa pukulan di bagian tulang rusuknya hingga menyebabkan ia susah untuk bernapas. Beberapakali Hellen juga sempat mendapatkan tamparan serta pukulan baik dari senior perempuan maupun laki-laki.
"Saat kembali ke asrama papua usai pra ospek, korban susah bernapas karena sakit di bagian tulang rusuknya. Melihat kondisi yang sudah tidak berdaya, kami langsung berinisiatif membawa korban ke rumah sakit dengan menggunakan mobil pete-pete," ungkap Mirna di Rumah Sakit Bahteramas, kemarin (23/7).
Menurut Mirna, keberadaan mahasiswa asal Papua di Kendari , seharusnya mendapatkan perlindungan dan perlakuan yang baik dari mahasiswa Unhalu maupun birokrasinya. Sebab kehadiran mahasiswa papua di Kendari merupakan program kerjasama antara pemerintah Papua dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nasional guna pemerataan pendidikan dan sumber daya manusia.
"Kami kecewa dengan perlakuan senior di Fakultas Teknik yang menyiksa teman kami secara tidak manusiawi. Rektor Unhalu harus bertanggungjawab, karena kami datang disini untuk menuntut ilmu bukan untuk disiksa," katanya.
Hingga kemarin, korban masih menjalani perawatan intensif dengan menggunakan bantuan tabung oksigen dan belum bisa diwawancarai karena rasa sakit di bagian tulang rusuknya. Kasus penganiayaan ini juga telah dilaporkan ke Kepolisian Resort Kota Kendari untuk ditindaki secara hukum.
"Saya sudah melaporkan hal itu ke Polresta Kendari. Saya berharap agar pelaku kekerasan dapat dihukum dan kejadian tersebut tidak terulang lagi kepada teman-teman lainnya," tukas Mirna. (r1/aba)


Sumber: http://sultra-online.com/index.php/pendidikan/2287-mahasiswa-papua-sekarat-usai-pra-ospek.

Saturday, 22 June 2013

Demo Mahasiswa Universitas Mulawaran Berakhir Bentrok

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA---Unjuk rasa mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kampus Universitas Mulawaran Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu dini hari, berakhir bentrok.
Demo Mahasiswa Universitas Mulawaran Berakhir Bentrok
Demo Mahasiswa Universitas Mulawaran

Bentrokan berawal saat puluhan mahasiswa yang sebelumnya menggelar mimbar bebas di pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman bergerak menuju Simpang Empat Mal Lembuswana. Di sepanjang jalan, mahasiswa kembali memecahkan trotoar pembatas jalan serta merusak sejumlah pohon di Jalan M Yamin.

Namun, hanya beberapa meter meninggalkan area kampus, mahasiswa langsung dihadang puluhan warga yang membaur dengan personel kepolisian berpakaian preman. Tanpa ada yang memberi komando, sekelompok orang tersebut langsung menyerang mahasiswa sehingga bentrokan tidak dapat dihindarkan.

Satu mahasiswa yang berhasil ditangkap sempat menjadi bulan-bulanan amukan massa, sebelum kemudian diamankan polisi. Mahasiswa yang kalah jumlah sempat terdesak dan berhasil dipukul mundur hingga di depan pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman.

Namun, bentrokan tidak berlangsung lama setelah kedua belah pihak melakukan dialog sementara ratusan personel kepolisian baik dari Dalmas Satuan Samapta Polresta Samarinda maupun Brimob Polda Katim bersiaga di depan pintu masuk Kampus Universitas Mulawarman. Bentrokan akhirnya reda pada Sabtu dinihari sekitar pukul 02.15 Wita saat polisi menarik diri dan meninggalkan area kampus.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/22/morkob-demo-mahasiswa-berakhir-bentrok.

Tuesday, 18 June 2013

Mahasiswa USU Anarkis, Warga Sekitar Kecewa

BISNIS.COM, MEDAN--Ratusan mahasiswa Universitas Sumatra Utara (USU) Medan melakukan unjuk rasa menolak rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan melakukan perusakan fasilitas umum seperti rambu-rambu lalu lintas lampu merah. 

Mahasiswa USU Anarkis, Warga Sekitar Kecewa
Mahasiswa USU Anarkis, Warga Sekitar Kecewa
Ketika lampu merah tersebut berhasil dirobohkan, mahasiswa yang lain meyoraki dan memberikan semangat. Mereka memblokir jalan di pertigaan lampu merah simpang kampus USU Jalan Jamin Ginting dan Jalan Doktor Mansyur.

Pantauan Bisnis di lapangan, Hingga Selasa dinihari (18/6/2013) pukul 00.00 WIB aksi unjuk rasa tersebut masih berlangsung. Tidak hanya merusak lampu merah, mahasiswa USU juga merusak papan nama jalan dan membakar ban bekas di tengah-tengah jalan simpang USU.

Seorang ibu bernama Yanti yang menyaksikan hal tersebut mengaku kecewa. Dia mengatakan agar mahasiswa tidak melakukan tindak anarkis dengan melakukan pengrusakan fasilitas umum.
"Seharusnya mahasiswa kan berbeda dengan masyarakat umum, mereka lebih terdidik. Tidak seharusnya mereka merusak fasilitas lampu merah," ujarnya, Senin malam (17/6/2013).
Aksi unjuk rasa dilakukan sejak pukul 21.00 WIB. Mahasiswa tampak membawa kayu dan batu. Tidak tampak penjagaan aparat dari kepolisian di lokasi unjuk rasa.

Para pengunjuk rasa tidak berniat untuk menghentikan aksinya sebelum tuntutan mereka agar rencana penaikkan BBM dibatalkan, dapat dipenuhi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Sumber: http://news.bisnis.com/read/20130618/15/145572/demo-bbm-mahasiswa-usu-anarkis-warga-sekitar-kecewa.

Mahasiswa Demo Anarkis, Universitas Nommensen Diliburkan Sepekan

Medan - Rektorat Universitas HKBP Nommensen (UHN) meliburkan perkuliahan di universitas tersebut karena khawatir berlanjutnya demo anarkis para mahasiswa. Proses perkuliahan akan dilanjutkan pekan depan.

Universitas HKBP Nommensen (UHN)
Universitas HKBP Nommensen (UHN)
Rektor UHN Jongkers Tampubolon menyatakan kampus diliburkan karena mempertimbangkan situasi terkait rencana kenaikan harga BBM. Jika dipandang kondusif, Senin pekan depan akan dimulai perkuliahan.
"Jika tidak, masa libur bisa diperpanjang. Ini upaya kita mencegah mahasiswa kita terlibat demo yang anarkis. Karena mahasiswa kita sering diperalat untuk melakukan kegiatan yang tidak diketahuinya," kata Jongkers kepada wartawan di Polresta Medan, Jalan HM Said, Selasa (18/6/2013) sore.
Disebutkan Jongkers, tindakan untuk meliburkan kampus diambil sejak Senin (17/6/2013) pagi. Sekitar pukul 10.00 WIB, ketika mahasiswa sudah mulai membakar ban di sekitar kampus memprotes rencana kenaikan harga BBM. Para dekan dipanggil, diberikan penjelasan, lalu para dosen diinformasikan untuk mengumumkan libur kepada para mahasiswa yang berada di kelas.
"Mahasiswa diminta meninggalkan kampus, dan pukul dua sore kemarin, kampus sudah steril. Tidak ada mahasiswa, dan gerbang ditutup tidak boleh orang luar masuk," katanya.
Berdasarkan pengalaman, kata Jongkers, selama ini para mahasiswa sering berlindung dalam kampus setiap kali dikejar polisi setelah bertindak anarkis. Jika kampus diliburkan, maka potensi anarkis yang dilakukan mahasiswa UHN akan semakin minim karena massa berkurang.

Ternyata pada Senin (17/6) malam, mahasiswa UHN dan beberapa mahasiswa perguruan tinggi lain tetap berdemo di depan kampus. Mereka merusak kampus UHN, merobohkan dua gerbang kampus, memecahkan kaca dan merusak sepeda motor di dalam kampus. UHN pun menderita kerugian sekitar Rp 150 juta akibat tindakan anarkis mahasiswanya sendiri.
"Tadi malam kami meminta perlindungan kepada polisi, dan melaporkan tindakan perusakan yang dilakukan para mahasiswa itu," tukas Jongkers yang sempat disangka turut diamankan karena dikawal polisi saat keluar komplek kampus UHN pada Selasa dinihari.
Aksi kemarin malam itu, tukas Jongkers, bisa jadi baru pemanasan. Padahal belum ada kepastian berapa kenaikan harga BBM. Jika sudah diumumkan pemerintah harga naik, maka bisa jadi akan ada aksi demo lanjutan dan kemungkinan kampus UHN akan diliburkan lagi.


Sumber: http://news.detik.com/read/2013/06/18/172929/2277143/10/mahasiswa-demo-anarkis-universitas-nommensen-diliburkan-sepekan.

Monday, 17 June 2013

Demo Tolak Kenaikan BBM, 14 Mahasiswa Jadi Tersangka

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN --  Kepolisian Resor Kota Medan menetapkan status tersangka terhadap 14 mahasiswa yang diduga terlibat dalam aksi anarkis ketika berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di Medan, Senin (17/6) malam.

Demo Tolak Kenaikan BBM, 14 Mahasiswa Jadi Tersangka
Kapolresta Medan AKBP Nico Arfinta di Medan, Selasa, mengatakan, ke-14 mahaiswa itu adalah Delfin Setiawan Gea, Yosua Nababan, Dedi Fresley Manik, Budiman Sihombing, Fernando Malau, Mustaf Butar-Butar, Hendra Niyon Simarmata, Raymond Pasaribu, Fenando Sinaga, Masri Sihotang, Rudi. Purwono, Ardiansyah Siregar, Bujur Wardiman, dan Nurhadi Syahputra.

Mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka aksi anarkis tersebut berasadal dari sejumlah perguruan tingg dan yang paling berasal dari Universitas HKBP Nomensen.

Mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka tersebut akan dikenakan dugaan pelanggaran Pasal 211, Pasal 170, dan Pasal 406 karena diduga melakukan pengerusakan dan penjarahan.

Awalnya, pihak kepolisian mengamankan 85 mahasiswa karena terlibat aksi anarkis dengan merusak salah hotel berbintang dan pusat jajanan yang berada di sekitar kampus Universitas HKBP Nomensen.

Berdasarkan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap mahasiswa yang diamakan dan sejumlah saksi, ditemukan dugaan keterlibatan 14 mahasiswa tersebut sehingga ditetapkan sebagai tersangka.

Dalam kerusuhan tersebut, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti yang digunakan untuk melakukan aksi anarkis itu seperti kayu, besi, batu, dan ketapel.

Pihak kepolisian menduga aksi anarkis yang diawal dengan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM tersebut telah direncanakan, terutama dalam merusak hotel berbintang dan pusat jajanan yang ada di sekitar kampus.

Pihak kepolisian masih mengejar dua orang yang diduga sebagai perencana aksi anarkis tersebut yang identitasnya telah diketahui berdasarkan pemeriksaan dan penyelidikan yang dilakukan.
"Ada dua orang yang masih kita kejar. Kita belum bisa menyebutkan nama dan identitasnya, nanti melarikan diri," katanya.
Ia mengatakan, pihak kepolisian tidak melarang mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya untuk berunjuk rasa guna menyampaikan aspirasi, namun aksinya diharapkan tidak melanggar hukum atau menimbulkan kerusakan.
"Saya tidak melarang mahasiswa dan warga lainnya untuk berunjuk rasa. Namun caranya harus taat terhadap hukum yang berlaku dan jangan sampai mengganggu hak orang lain," katanya.


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/06/18/mol6h4-demo-tolak-kenaikan-bbm-14-mahasiswa-jadi-tersangka.